Seperti biasa,
hari ini aku pergi ke kampus naik kendaraan umum. Biasanya aku hanya akan
melamun dan memperhatikan sekelilingku. Dalam setiap perjalanan ke kampus aku
pasti melewati sebuah pasar yang terletak ditepi jalan raya. Hari itu pasar
cukup ramai. Pasar yang kulewati ini memiliki penjual ayam dan bebek yang
berada di tepi jalan raya, sehingga setiap kendaraan dan pejalan kaki yang
lewat dapat melihat pemandangan mengerikan itu. Pemandangan mengerikan yang
kumaksud disini adalah, kita dapat melihat bagaimana si abang penjual ayam itu
membunuh ayam-ayam tersebut, menggantung mayatnya dan membelahnya hingga
menjadi beberapa bagian. Hemm.. Jika aku menjadi salah satu dari kaum mereka
hal ini mungkin dapat dikatakan sebagai pembunuhan/pembantaian massal.
Hari ini
pemandangan mengerikan yang aku lihat agak sedikit berbeda dari biasanya.
Biasanya aku hanya melihat si abang penjual memotong mayat ayam tersebut, si
penjual yang berusaha membunuh ayam tersebut atau si abang yang sedang
menguliti ayam-ayam tersebut. Hari ini aku melihat si abang lagi mau memilih
ayam mana yang hendak dipotong, jadi tangannya masuk kedalam kandang ayam yang
terbuat dari besi tersebut sehingga semua ayam-ayamnya berlari ke pinggir
kandang menjauhi si abang agar si abang ga mengambil mereka. Dari jauh aku
mendengar mereka berkokok kencang. Mungkin kalau mereka dapat berbicara, mereka
akan berteriak, ”Tolooong, Toloooong ! Aku mau dipotong !” Tapi tentu saja
tidak ada seorangpun yang menolong.
Yang ada dalam
pikiranku saat itu adalah, bagaimana ayam-ayam tersebut bertahan hidup dalam
kandang tersebut. Hidup dibalik jeruji besi, dimana pemandangan yang mereka
lihat sehari-hari adalah pembunuhan terhadap saudara-saudara dan teman-teman
mereka. Mereka melihat mayat-mayat saudara mereka yang digantung dan dipajang
di meja. Mungkin mereka hidup dalam ketakutan, karena tiap saat bisa saja dia
yang dipilih oleh si abang untuk di potong hari itu. Aku sungguh-sungguh gabisa
bayangin rasa takut yang mereka hadapin saat itu.