Senin, 29 April 2013

Thanks God I'm a Human




Seperti biasa, hari ini aku pergi ke kampus naik kendaraan umum. Biasanya aku hanya akan melamun dan memperhatikan sekelilingku. Dalam setiap perjalanan ke kampus aku pasti melewati sebuah pasar yang terletak ditepi jalan raya. Hari itu pasar cukup ramai. Pasar yang kulewati ini memiliki penjual ayam dan bebek yang berada di tepi jalan raya, sehingga setiap kendaraan dan pejalan kaki yang lewat dapat melihat pemandangan mengerikan itu. Pemandangan mengerikan yang kumaksud disini adalah, kita dapat melihat bagaimana si abang penjual ayam itu membunuh ayam-ayam tersebut, menggantung mayatnya dan membelahnya hingga menjadi beberapa bagian. Hemm.. Jika aku menjadi salah satu dari kaum mereka hal ini mungkin dapat dikatakan sebagai pembunuhan/pembantaian massal.
Hari ini pemandangan mengerikan yang aku lihat agak sedikit berbeda dari biasanya. Biasanya aku hanya melihat si abang penjual memotong mayat ayam tersebut, si penjual yang berusaha membunuh ayam tersebut atau si abang yang sedang menguliti ayam-ayam tersebut. Hari ini aku melihat si abang lagi mau memilih ayam mana yang hendak dipotong, jadi tangannya masuk kedalam kandang ayam yang terbuat dari besi tersebut sehingga semua ayam-ayamnya berlari ke pinggir kandang menjauhi si abang agar si abang ga mengambil mereka. Dari jauh aku mendengar mereka berkokok kencang. Mungkin kalau mereka dapat berbicara, mereka akan berteriak, ”Tolooong, Toloooong ! Aku mau dipotong !” Tapi tentu saja tidak ada seorangpun yang menolong.


 
Yang ada dalam pikiranku saat itu adalah, bagaimana ayam-ayam tersebut bertahan hidup dalam kandang tersebut. Hidup dibalik jeruji besi, dimana pemandangan yang mereka lihat sehari-hari adalah pembunuhan terhadap saudara-saudara dan teman-teman mereka. Mereka melihat mayat-mayat saudara mereka yang digantung dan dipajang di meja. Mungkin mereka hidup dalam ketakutan, karena tiap saat bisa saja dia yang dipilih oleh si abang untuk di potong hari itu. Aku sungguh-sungguh gabisa bayangin rasa takut yang mereka hadapin saat itu.

Saat itu aku merasa sangat bersyukur bahwa aku tidak diciptakan sebagai binatang, tapi aku diciptakan sebagai manusia. Walaupun aku memiliki banyak kekurangan, aku tetaplah manusia yang diciptakan segambar dan serupa dengan Allah. Dan terlebih lagi aku sangat bersyukur bahwa aku tidak perlu hidup dalam ketakutan seperti di dalam kandang, karena Tuhan selalu menjaga dan menyertaiku. Terimakasih Tuhan aku diciptakan sebagai manusia, karena dengan menjadi manusia aku dapat membantu orang-orang disekelilingku.

Jumat, 26 April 2013

Kertas dan Pensil


Namaku kertas. Aku  berteman baik dengan pensil. Ya, aku menyukainya, sangat menyukainya. Aku rasa pensil pun menyukaiku. Kami bersahabat, bermain bersama. Hal yang paling kusuka adalah, ketika pensil sedang menuliskan hal-hal yang indah diatas badanku. Aku menyukainya, aku menyukai cara pensil menulis. 




Sampai suatu hari hal itu terjadi, kami bertengkar, banyak sekali masalah yang terjadi diantara kami berdua. Pensil marah. Ia tidak lagi menuliskan hal-hal yang indah diatas badanku. Pensil menyakitiku. Kini pensil berlaku kasar terhadapku, ia menuliskan hal-hal yang buruk diatas badanku. Aku tidak percaya Ia melakukan hal itu terhadapku. Aku terluka.



Aku pergi, mengembara seorang diri. Aku terus mencari cara untuk mengobati rasa sakit hatiku. Aku pun bertemu om pnggaris. Aku meminta pendapatnya agar aku dapat mengobati rasa sakitku ini. Tetapi om penggaris hanya dapat mengukur-ukur kesalahan yang telah pensil perbuat terhadapku. Hal ini membuatku semakin membenci pensil daripada sebelumnya.

Aku terus berjalan. Berjalan dengan kepedihan ini membuat langkahku semakin berat. Kemudian aku bertemu tante pulpen, ia terus merayuku agar ia dapat menulis diatas badanku. Jelas saja aku menolak, karena aku tahu bahwa tante pulpen hanya akan menambah rasa sakitku saja. 

Langkahku semakin berat, tetapi aku harus terus berjalan. 

Aku pun bertemu dengan kakek Tip-Ex. Aku bertanya padanya, bagaimana agar rasa sakit hati ini terobati. Tetapi kakek Tip-Ex hanya berkata kepadaku, "Aku memang dapat mengobati lukamu, tetapi itu hanya sementara dan akan menjadi bekas untuk selamanya." Tawaran kakek sangat menggiurkan, tapi.. Berbekas selamanya ?? Tidak mungkin sakit ini saja sudah membuatku tak berdaya, apalagi berbekas untuk selamanya. Dengan berat hati aku pun menolak tawaran kakek Tip-Ex. 

Semangatku kian redup, aku hampir menyerah, tapi aku terus berjalan. Tiba-tiba seseorang menyapaku, "Hari yang cerah nak, mengapa wajahmu murung?". Ternyata ia adalah bapak penghapus. Aku menceritakan semua perbuatan pensil terhadapku. "Pak, aku tak sanggup lagi menahan sakit ini, apa yang harus aku perbuat ?"
Bapak penghapus tersenyum ramah, dan berkata kepadaku, "Aku akan memberikan diriku agar kamu bisa lepas dari rasa sakitmu. Mungkin akan terasa sakit, tetapi kamu harus tetap bertahan terhadap setiap gesekan yang ada. Aku berjanji sakitmu akan segera terobati." Aku pun menyetujui tawaran bapak penghapus.



---------------------------------------------

Rasanya sungguh sangat sakit. Tetapi noda pensil itu hilang, rasa sakitnya pun hilang. Aku sungguh sangat bahagia. Tibi-tiba aku melihat bapak penghapus itu berkata, "ini hal terakhir yang dapat kuperbuat bagimu nak, lihatlah kini aku telah menjadi serpihan-serpihan kecil. Namu kini lukamu telah sembuh !" Ingatlah, aku tidak pernah menyesal telah memberikan diriku untuk mengobatimu . Aku menyayangimu nak.




-clarissa.pangse-

Selasa, 23 April 2013

i.n.t.r.o.d.u.c.t.i.o.n


ini harusnya jadi tulisan pertama, sekalian jadi percobaan apakah post tulisan dengan benar.. ahahha

hahahahahaiiiiiii...
Namaku Clarissa Pangse :D (aku cukup bangga dengan namaku, karena cuma ada satu-satunya di duniaaa :3)

kalian boleh panggil icha, cha, pangse, pang, cha-cha, ciicha, cipang, bocil, kacang..

sangat suka sekali : senja, fajar, artistik kuno, artistik belanda, langit, komik miiko, berendam di air panas, tidur, jalan-jalan

suka sekali : membaca, berbicara, menulis, komik, berimajinasi, kembang api, hujan, hal-hal baru, beraktivitas, tidur dipojokam, accecories, main, harvestmoon, seafood (terutama kepiting dan kerang :D), guling, pedesaan, penasaran, bertanya

Suka : Pempek, kelapa muda, novel, main musik, nonton, liatin poti-poto orang yang keren-keren, pantai, alam, selimut, pink, putih, peach, toska, biru

Biasa aja : belajar, nasi, dengerin musik

Tidak suka : dibohongi, macet, debu, bahasa inggris, hal yang monoton, rambut lepek, pewangi mobil (terutama yang biasa di taxi)

Sangat tidak suka : (R - A - H - A - S - I - A) nanti kalo ketauan orang lain bs berabe =="

Jadi intinya, blog ini menceritakan kehidupan seorang Clarissa Pangse yang hanyalah seorang gadis kecil biasa, dengan TUHAN yang SANGAT LUAR BIASA !

Happy Reading :D


*sekilas info*
Asal muasal Claricious-village
claricious = clarissa + delicious
semoga bisa enak dilihat dan enak dibaca..
village = desa
gatau ya kenapa pake nama village, tapi rasanya kalo denger kata ini, jadi enak aja ngebayangin pegunungan, desa, sawah, kebun..hihihihi rasanya hati langsung jadi tenteram dan semangat .. wakakakaka

Akhir kata !

SALAM KENAL :D